Dheeva Wisata

Your holliday partner

Amazing Blitar

Spirit Histori of Java

Dheeva Wisata

Tour Organizer

Reservasi Armada

Sewa Bus Pariwisata Blitar

Jawa Timur Park 3 (Dino Park)





Lokasi Jatim Park 3 berada di daerah Beji kecamatan Junrejo, kota Batu Malang.
Kawasan bermain ini rencananya akan dibangun di atas lahan dengan luas sekitar 6 hektar.
Meski lokasi wisata ini berada di jalur utama masuk kota wisata Batu yang padat kendaraan, Management Jatim Park mengaku akan mengatur akses keluar masuk tempat wisata sehingga tak memperparah kemacetan saat libur panjang ataupun high season.
Salah satu cara untuk memecah kepadatan kendaraan adalah dengan membangun jembatan layang yang nantinya akan terhubung ke sejumlah jalan alternatif menuju kota wisata Batu.

Salah satu wahana hiburan terfavorit di Batu, Malang yang menawarkan konsep wisata dengan tema Prasejarah. Yang membuat Jatim Park 3 ini unik adalah pengunjung akan menyaksikan dan berfoto dengan berbagai jenis replika dinosaurus dengan ukuran yang bisa membuat anda tercengang!

Tidak hanya itu, di Jatim Park 3 ini pengunjung dapat menjalajahi dan mempelajari alur waktu 5 zaman dari zaman prasejarah. Disini anda akan disajikan film mengenai kehidupan dari dinosaurus dan bagaimana mereka berinteraksi dengan dino-dino lain. Tak hanya itu terdapat dua kereta ukuran raksasa dengan kapasitas 48 orang dan siap untuk mengajak anda berkeliling mengenali berbagai makhluk dari Zaman Permian hingga zaman Ice Age. Dengan narasi yang informatif memastikan anda mengenal satu persatu dino yang terdapat di Jelajah 5 Zaman.


Pada area Life with dino terdapat suasana yang khas timur tengah, yang merupakan lokasi tepat untuk berfoto-ria. Terdapat spot-spot cantik yang terdapat disudut-sudut memastikan setiap angle yang anda ambil merupakan foto yang sempurna untuk dikenang. Adapula labirin yang seru untuk dipecahkan dan terdapat danau buatan yang penuh dengan dinosaurus.

JatimPark 3 Macigo
Jembatan Akar
Di salah satu sisi Jatim Park 3 terdapat sebuah jembatan yang meyerupai jembatan akar. Jembatan satu ini bukanlah jembatan biasa, karena disini anda akan melihat berbagai macam dinosaurus dari ketinggian, namun meskipun anda di ketinggian bukan berarti anda adalah tertinggi, karena elasmo saurus akan menyapa anda dengan lehernya yang panjang hingga jauh lebih tinggi dari jembatan akar 

itu sendiri. Jembatan akar juga menghubungkan anda dengan zona-zona yang siap menunggu anda didepan!.

Pada zona The Rimba, pengunjung bisa berjalan ditengah-tengah makhluk prasejarah. Saksikan puluhan jenis makhluk prasejarah dikanan dan kiri anda, anda akan merasa seperti hidup bersama mereka.

Setelah puas berkeliling, anda bisa singgah di Dino Plaza. Sebuah blok pertokoan yang terletak di bagian pintu masuk Jatim Park 3. Berbagai jajanan kuliner dan suvenir bisa anda dapatkan di sini. So, jika anda berkunjung ke kota Malang maka belum lengkap tidak mencoba spot wisata yang satu ini!









sumber : http://macigo.com/jatimpark_3/

Tempat Wisata di Indonesia yang Baru dan Populer Tahun 2017


 Selain kampung adat dan surga tersembunyi, Kementerian Pariwisata juga mengangkat kategori tempat tujuan wisata baru di Indonesia yang terpopuler untuk menerima penghargaan Anugerah Pesona Indonesia 2017.

1. Danau Linow – Kota Tomohon

Danau ini terletak di Kota Bunga, Tomohon. Kira-kira satu jam dari Kota Manado. Di Danau Linouw, pengunjung bisa menyaksikan air yang berubah-ubah warna. Kadang tosca, biru, hijau, sesuai dengan pantulan sinar matahari.

Menariknya di sini, pengunjung cuma harus membayar Rp 25 ribu untuk masuk ke kawasan danau, duduk di kafe yang artistik, dan sudah dapat kopi kota khas Sulawesi Utara. 

2. Danau Love – Kabupaten Jayapura
Benar adanya bahwa danau yang berbentuk jantung hati ini bisa ditemukan di Indonesia. Spot terbaik untuk menyaksikan danau yang sering disebut Imfote ini adalah dari atas bukit yang terletak di sekitarnya. Menarik, kan? 


3. Danau Ugo – Kabupaten Batanghari

Siapa bilang Jambi tak punya tempat wisata? Coba tengok danau ini. Danau Ugo, menurut warga sekitar, menjadi tempat permandian bidadari. Airnya jernih sekali. Sehingga kerap dimanfaatkan penduduk untuk berbagai kebutuhan. 

4. Kawasan Pura Batu Kursi – Kabupaten Buleleng
Tak habis-habisnya tempat indah di Bali, memang. Setalah Nusa Penida, kini ditemukan surga tersembunyi lagi di pulau berjuluk Dewata itu. Lokasinya di Buleleng, daerah dataran tinggi.

Penampakannya seperti wilayah berbukit. Belum banyak yang ke sini lho. Harus segera datang sebelum jadi tempat liburan mainstream, nih. 


5. Pantai Mbawana – Kabupaten Sumba Barat Daya
Sumba juga seakan tak kekurangan tempat indah. Setelah Wairinding, kini muncul keindahan lainnya, yakni Pantai Mbawana. Pantainya berkarang. Terdapat tebing-tebing di sekitarnya. Pasirnya masih sangat putih. Wah, cocok untuk disambangi akhir tahun nanti, nih. 

6. Pulau Bokori – Kabupaten Konawe
Pulau "emasnya" Sulawesi Tenggara ini dipercaya sebagai tempat terbaik untuk menyaksikan sunset. Di sini, pengunjung bisa melihat matahari berbentuk bulat sempurna tenggelam di garis pantai. Menyenangkan, bukan? 

Baca juga: Bikin Gemes! Begini 13 Potret Kucing & Anjing Saat Traveling Bareng

7. Pulau Hatta – Kabupaten Maluku Tengah
Pulau Hatta terkenal dengan penampilan bawah lautnya yang aduhai. Kalau diving atau snorkeling di sana, kita dapat menyaksikan beragam jenis biota laut. Bahkan yang tak pernah dijumpai sekali pun. 

8. Pulau Kumala – Kabupaten Kutai Kertanegara
Kabupaten ini memang tengah berbenah diri, khususnya di lini pariwisata. Salah satu yang dilakukan ialah membangun kawasan wisata.

Kawasan paling representatif yang dapat dikembangkan adalah Pulau Kumala. Pulau Kumala diharapkan dapat menjadi lokasi wisata alternatif bila pelancong datang ke Kukar atau Kutai Kertanegara. 

9. Skywalk – Kota Bandung
Ide-ide brilian selalu muncul di Bandung. Setelah membangun kawasan Lembang, kini Cihampelas pun ikut dipoles. Salah satunya melalui skywalk warna-warni ini. Terasa sedang berada di Singapura, ya? 

10. Taman Breksi – Kabupaten Sleman
Tebing Breksi dulunya hanya sebuah bukit batu kapur yang kemudian dimanfaatkan menjadi lokasi pertunjukan outdoor. Namanya viral lantaran netizen banyak mengunggah foto di kawasan ini. Dari sini, mereka bisa melihat Kota Yogyakarta, dan perbukitan yang indah.
 

KONSEP DASAR PARIWISATA



Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Pada bab ini dipaparkan konsep dan definisi pariwisata yang menjadi acuan pada pembahasan di bab-bab berikutnya. Beberapa istilah kepariwisataan dijabarkan supaya Anda menjadi terbiasa. Tujuan perjalanan juga akan dikupas pada bab ini dan pada akhir bab, perbedaan wisatawan vakansi dan wisatawan bisnis akan dijelaskan berikut dengan ciri-ciri yang membedakannya.
Konsep dan Definisi Pariwisata
Konsep dan definisi tentang pariwisata, wisatawan serta klasifikasinya perlu ditetapkan dikarenakan sifatnya yang dinamis.Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper et.al (1998:5) terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi.
Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama.
1.      Wisatawan
la adalah aktor dalam kegiatan wisata.Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam kehidupan.
2.      Elemen geografi
Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini.
a.       Daerah Asal Wisatawan (DAW)
Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika is melakukan aktivitias keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang dapat mencari informasi tentang obyek dan days tarik wisata yang diminati, membuat pemesanan dan berangkat menuju daerah tujuan.
b.      Daerah Transit (DT)
Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun, seluruh wisatawan pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting. Seringkali terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit, bukan di daerah tujuan. Hal inilah yang membuat negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong berupaya menjadikan daerahnya multifungsi, yakni sebagai Daerah Transit dan Daerah Tujuan Wista.
c.       Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujungjtombak) pariwisata. Di DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan settingga dibutuhkan perencanaan dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan pemacu keseluruhan sistem pariwisata dan menciptakan permintaan untuk perjalanan dari DAW. DTW juga merupakan raison d’etre atau alasan utama perkembangan pariwisata yang menawarkan hal-hal yang berbeda dengan rutinitas wisatawan.
3.      Industri pariwisata
Elemen ketiga dalam sistem pariwisata adalah industri pariwisata. Industri yang menyediakan jasa, daya tank, dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit-unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area geografi tersebut.Sebagai contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di daerah asal wisatawan, Penerbangan bisa ditemukan balk di daerah asal wisatawan maupun di daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah tujuan wisata.
Pariwisata merupakan kegiatan yang dapat dipahami dari banyak pendekatan. Dalam Undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa:
a.       Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tank wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.
b.      Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
c.       Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
d.      Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujudkebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.
e.       Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
f.       Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata.
g.      Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
Menurut WTO (1999:5) yang dimaksud dengan:
a.       Tourism – activities of persons traveling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes;
Pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Perjalanan wisata ini berlangsung dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun secara berturut-turut untuk tujuan bersenang-senang, bisnis dan lainnya.
b.      Visitor – any person traveling to a place other than that of his/her usual environ-ment for less than 12 consecutive months and whose main purpose of travel is not to work for pay in the place visited; Dapat diartikan pengunjung adalah siapa pun yang melakukan perjalanan ke daerah lain di luar dari lingkungan kesehariannya dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan berturut-turut dan tujuan perjalanan tidak untuk mencari nafkah di daerah tersebut.
c.       Tourist – overnight visitor, visitor staying at least one night In a collective or private accommodation in the place visited;
Wisatawan merupakan pengunjung yang menginap atau pengunjung yang tinggal di daerah tujuan setidaknya satu malam di akomodasi umum ataupun pribadi.
d.      Same day visitor – excursionists,visitor who does not spend the night in a collective or private accommodation in the place visited;
Pengunjung harian adalah ekskurionis, pengunjung yang tidak bermalam di akomodasi umum atau pribadi di daerah tujuan.



Definisi-definisi itu menjabarkan unsur-unsur penting dalam kepariwisataan seperti berikut ini.
1.      Jenis aktivitas yang dilakukan dan tujuan kunjungan
2.      Lokasi kegiatan wisata
3.      Lama tinggal di daerah tujuan wisata
4.      Fasilitas dan pelayanan yang dimanfaatkan yang disediakan oleh usaha pariwisata.
Tujuan Kunjungan Wisata
Pelancong/pemudik/traveller adalah istilah yang diberikan bagi seseorang yang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Jika is melakukan perjalanan untuk tujuan wisata, maka dihitung sebagai pengunjung (visitor) dalam statistik pariwisata. UN-WTO lebih lanjut mengilustrasikan pariwisata dalam bagan berikut ini.
Pariwisata adalah kunjungan ke tempat-tempat yang menarik, dengan tujuan untuk rekreasi, memperdalam ilmu pengetahuan, atau melaksanakan pekerjaan. Orang yang melakukan pariwisata disebut turis atau wisatawan. Wisatawan yang berasal dari dalam negeri disebut wisatawan domestik atau wisatawan Nusantara. Wisatawan yang berasal dari luar negeri disebut wisatawan asing atau wisatawan mancanegara.
Objek Wisata
Tempat-tempat yang dijadikan sebagai tujuan wisata disebut objek wisata.
Objek wisata dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut.
1.      Objek wisata alam, antara lain pemandangan alam pegunungan, cagar alam, danau, pantai, kawah gunung api, sumber air panas, flora, dan fauna.
2.      Objek wisata rekreasi, antara lain kolam luncur, kolam renang, waduk, dan taman rekreasi.
3.      Objek wisata budaya, antara lain benteng kuno, masjid kuno, gereja kuno, museum, keraton, monumen, candi, kesenian daerah, rumah adat, dan upacara adat.



Jenis-jenis Pariwisata
1.      Pariwisata budaya, seperti kunjungan ke candi, masjid agung, museum, dan keraton.
2.      Pariwisata olahraga, seperti mendaki gunung, berenang di pantai, dan mendayung di telaga.
3.      Pariwisata untuk menikmati perjalanan atau pariwisata petualangan, seperti menjelajah rimba, mengarungi samudera, dan napak tilas.
4.      Pariwisata yang hanya untuk tujuan rekreasi, seperti kunjungan ke taman rekreasi dan pantai.
5.      Pariwisata sambil mengadakan pertemuan atau konferensi, seperti konferensi PATA dan KTT ASEAN yang dilaksanakan di Bali.
6.      Pariwisata sambil berdagang.
Faktor-faktor Pendukung Dunia Pariwisata
Faktor-faktor pendukung pariwisata di Indonesia sebagai berikut.
1.      Memiliki banyak objek pariwisata di berbagai daerah.
2.      Memiliki alam yang sangat indah.
3.      Memiliki berbagai peninggalan sejarah pada masa lalu.
4.      Memiliki berbagai budaya yang unik.
5.      Rakyat yang ramah tamah.
Manfaat Pariwisata
Manfaat pariwisata sebagai berikut.
1.      Menciptakan lapangan kerja.
2.      Meningkatkan penghasilan bagi masyarakat, baik dari pelayanan jasa maupun dari penjualan barang cinderamata.
3.      Meningkatkan pendapatan negara.
4.      Mendorong pembangunan daerah.
5.      Menanamkan rasa cinta tanah air dan budaya bangsa.




Objek Pariwisata di Indonesia
Objek pariwisata negara kita tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang terdiri dari berbagai jenis pariwisata, sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah.
Objek pariwisata yang ada di Indonesia sebagai berikut.
1.      DKI Jakarta, antara lain Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, Museum Pusat, Pulau Seribu, Pelabuhan Sunda Kelapa, Pusat Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, Monumen Proklamator, Museum Bahari, Museum Wayang, Monumen Pancasila Sakti, Pasar Burung, dan Museum Tekstil.
2.      Jawa Barat, antara lain Maribaya, Tangkuban Perahu, air panas Ciater, Kebun Raya Bogor, Istana Presiden Cipanas, Pelabuhan Ratu, Pantai Pangandaran, Pantai Karang Bolong, Puncak, Waduk Jatiluhur, dan Keraton Cirebon.
3.      Jawa Tengah, antara lain Masjid Agung Demak, Istana Mangkunegara, Taman Hiburan dan Rekreasi Tegal Wareng Semarang, Baturaden, Museum Batik Pekalongan, Museum Kereta Api, dan Candi Borobudur.
4.      DI Yogyakarta, antara lain Keraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Kebun Binatang Gembira Loka, Museum Lukis Affandi, Taman Wisata Pelawangan, Makam Imogiri, Kota Cede, Istana Air Taman Sari, Museum Sono Budaya, Pantai Samas, dan Pantai Parangtritis. Jawa Timur, antara lain Karapan Sapi Madura, Pantai Kenjeran, Candi Panataran, Air Terjun Sudodo, Pantai Perigi, Gunung Kawi, Taman Candra Wilwatikta, Taman Nasional Gunung Bromo, Pasir Putih, Kali Klosok, Semeru, Air Panas Songgoriti, dan Museum Trowu Ian.
5.      Bali, antara lain Art Centre Arbian Kapal, Pasar Burung, Museum Bali, Museum Le Maveur, Bukit Seni Sange, \Verdi Budaya, Pura Taman Ayu, Mandala Wisata Wengi, Pantai Kuta, Pantai Nusa Dua, Pantai Sanur, Pura Luwur Uluwati, Desa Kintamani, Kebun Raya, Istana Tampak Siring, Toya Bungkah, Desa Ubud, dan Batu Bulan.
6.      Sumatera Utara, antara lain Danau Toba, Prapat, Taman Wisata Kundur, Pantai Cermin, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Pulau Samosir, Candi Portibi, Museum Dairi, Brastagi, Pulau Tau, Pulau Nias, Barus Jahe/Lingga, Balig, dan Pusat Rehabilitasi Orang Utan Bahorok.
7.      Sumatera Barat, antara lain Taman Siti Nurbaya, Pantai Sikek, Tugu Khatulistiwa Bonjol, Rimba Pan ti, Bukittinggi, Kepulauan Mentawai, Danau Singkarak, Karang Tirta, Pantai Air Panas, Kota Gadang, dan Lembah Harau.
8.      Sulawesi Selatan, antara lain Goa Manpu, Taman Purbakala Leang¬leang, dan Sunggunninasa.
9.      Sulawesi Utara, antara lain Makam Kyai Maja, Tasik Ria, Watuga, Pantai Kema/Batu Nona, Manado Tua, Kasinggola, Pantai Indah Gorontalo, Danau Moat, Danau Limboto, Komplek Pulau Bunaken, Komplek Hutan Tangkoko, Batuangus, Kiong, dan Pulau Lembah.
10.  Papua, antara lain Tanjong Kasuari, Danau Sentani, Sky Line, bekas markas besar Jenderal Mc. Arthur, Tanah Merah (Digul), dan Gua Binsar.
11.  Nusa Tenggara Barat, antara lain Istana Sultan Bima, Pulau Sumbawa Dalam Loka, Pantai Sira dan Senggigi, Gunung Tambora, Cakra Negara, Pulau Moyo, dan Gili Air.
12.  Nusa Tenggara Timur, antara lain Atambua, Soe, Insana, Museum Led aloro, rumah tempat pernbuangan Bung Ka rno /Ende, perburuan ikan paus, Pulau Sumba dan sekitamya, Pulau Sabu/ Sawo, Taman Nasional Pulau Komodo, Kampung Rena, Ilang Boa, serta Gunung Kalimutu.
13.  Maluku, antara lain masjid, benteng, Museum Sawalima, Tugu Martha Christina Tiahahu, bangunan Kesultanan Temate-Tidore, Teluk Kaco, lomba layar, Taman Nasional Marusella, Taman Taut Ambon, Tugu Peringatan, Pulau Doi, dan Pantai Indah.
14.  Kalimantan Timur, antara lain Taman Nasional Tanjung Isui, Taman Nasional Kutai, Melak/Kersi Wah, Taman Grogot, dan Muara Anclong/Muara Wahau.
15.  Kalimantan Barat, antara lain Keraton Meupawah, Monumen Mandir, Rumah Panjang, Pantai Pasir Panjang, Danau Sebadeng, Keraton Sambas, Pantai Penimbangan, Pintu Gerbang Entikong, Tugu Khatulistiwa, Istana Kadaryah,Gunung Poteng,PantaiKijing, dan Tanjung Batu.
16.  Lampung, antara lain Pantai Wartawan, Pasir Putih, Pulau Pasir, Wah Belerang, Air Terjun Wah Condong, Kraka tau, Taman Purbakala Pugung Raharjo, Pantai Merak Belatung, Gunung Rajabasa, dan Suaka Alam Way Kambas.
17.  Sumatera Selatan, antara lain Pusat Tenunan Songket, Kawah Tengkurap, Museum Timah, Museum Neger, Taman Purbakala Gending Suro (di Pulau Bangka), Pantai Tanjung Kelayang, dan Pantai Burung Mandi.
18.  Riau, antara lain Komplek Istana Kerajaan Siak, Pulau Terkulai, Pulau Soreh, Taman Laut, Makam Mahmudsyah, Pantai Pasir Panjang, Semenanjung Sanggarung, Candi Muara Takus, Tanjung Pinang, Pantai Rongga di Batam, dan Pulau Penyengat.
19.  Naggroe Aceh Darussalam (NAD), antara lain Pantai Lok Nga, Sabang, Cot Panglima, pemandian air panas Simpang Balik, Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Gaule Lurah, Perpustakaan Is¬lam Tanah Abai, Danau Laut Air Tawar, Taman Buru Lingse Asaq, Museum Cut Nyak Dien, dan Makam Laksamana Malahayati.
Aktivitas sosial-ekonomi lainnya yang banyak memanfaatkan sumber daya alam adalah sektor pariwisata. Kegiatan ini sering dibubungkan dengan perjalanan seseorang atau sekelompok orang ke suatu wilayah tertentu dengan tujuan untuk bersenang-senang, diluar kegiatan rutin atau pekerjaan harian. Ada pula yang mengartikan pariwisata sebagai perubahan tempat tinggal sementara dari seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggal tetapnya sehari-hari. Hal ini dilakukan karena suatu alasan tertentu dan bukan untuk tujuan melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan upah. sebagai contoh, setelah bekerja selama satu minggu sesorang bersama keluarganya paergi ke Gunung Tangkuban Perahu untuk rekreasi.
Berkaitan dengan sektor pariwisata, dikenal istilah wisatawan dan pelancong. Kedua tail. Kedua istilah ini tentunya berhubungan dengan orang yang melakukan kegiatan pariwisata. Wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tiggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan tesebut.
Adapun rumusan menurut hasil Konferensi BBB di Roma (Italia) pada 1963 tentang internasional Travel and Tourism dijelaskan, bahwa wisatawan adalah seseorang yang bepergian dari tempat tiggalnya untuk berkunjung ke tempat lain, dan berdiam di tempat itu lebih dari 24 jam dengan tujuan-tujuan sebagai berikut.
a.       untuk menggunakan waktu senggang, baik dipergunakan untuk rekreasi (berlibur), keperluan kesehatan, pelajaran dan pengetahuan , serta untuk menjalankan ibadah maupun olah raga;
b.      untuk keperluan usaha atau bisnis, kunjungan keluarga, menjalankan tugas-tugas, serta menghadiri konferensi. Jika seseorang mengadakan perjalanan kurang dari 24 jam, digolongkan ke dalam pelancong. Para wisatawan ini dibedakan menjadi wisatawan domestik atau wisatawan asing (wisman) dan wisatawan manca negara atau wisatawan asing (wisman)
Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi non migas yang sangat berperan dalam peningkatan struktur ekonomi dan proses pembangunan negara. Hal ini sangat berkailan dengan pendapatan atau devisa negara Serta pendapatan penduduk disekitar objek wisata.
secara khusus manfaat pariwisata adalah sebagai berikut.
a.       Meningkatnya kesempatan berusaha bagi penduduk area masyarakat yang linggal di sekitar objek wisata.
b.      Sektor pariwisata dapat menyerap tenaga kerja yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan penduduk.
c.       Pendapatan negara meningkat berupa pajak baik dari para wisatawan yang datang maupun pajak dari fasilitas sosial di daerah objek wisata, serta keuntungan dari pertukaran mata uang asing dengan mata uang Indonesia untuk keperluan para wisatawan.
d.      Terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup dan kebudayaan nasional. Dengan adanya pariwisa, masyarakat senantiasa menjaga keutuhan dan kelestarian objek wisata, baik objek wisata keindahan alam, bangunan-bangunan tradisional masyarakat.
Macam-Macam Pariwisata
Tujuan pariwisata ternyata tidak hanya untuk berlibur atau rekreasi, melainkan berhubungan dengan olah raga, pekerjaan, dan tujuan pendidikan. Berdasarkan batasan tersebut, secara umum sektor pariwisata dapat dibedakan menjadi tiga mecam, yaitu sebagai berikut.
1.      Darmawisata, yaitu berbagai jenis pariwisata yang bertujuan untuk mencari kesenangan yang biasa berhubungan dengan:
a.       menikmati perjalanan,seperti mendaki gunung, menjelajah rimba (cross country), dan napak tilas;
b.      rekreasi, misalnya kunjungan ke objek wisata taman-taman wisata, pantai, gunung, dan danau.;
c.       wisata budaya, misalnya kunjungan ke objek candi, keraton, upacara keagaman area upacara tradisi setempat, dan kesenian daerah;
2.      Widyawisata, yaitu jenis pariwisata yang bertujuan memperdalam ilmu pengetahuan, baik untuk belajar misalnya kunjungan ke museum, Taman Mini untuk mempelajari budaya Indonesia, planetarium, ataupun untuk tujuan penelitian, misalnya meneliti keanekaragaman terumbu karang di Taman Bunaken.
3.      Karyawisata, yaitu jenis pariwisata yang berhubungan dengan tugas pekerjaan, misalnya pariwisata sambil menghadiri tugas dari tempat pekerjaan (rapat, seminar), atau pariwisata sambil berdagang (niaga).
Faktor Pendukung Pariwisata
Dewasa ini diharapkan sektor pariwisata dapat berkembang dengan baik dan optimal, sudah barang tentu perlu didukung oleh berbagai faktor atau komponen yang secara langsung maupun tidak berkaitan dengan aktivitas kepariwisataan. Misalnya, kondisi objek wisata, fasilitas-fasilitas sosial di objek wisata, kemudahan transportasi untuk pencapaian ke objek wisata, keamanan dan ketertiban di objek wisata, dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan sektor pariwisata.
Objek wisata yang baik adalah berbagai objek wisata yang menarik dan memiliki, serta didukung oleh fasilitas-fasilitas sosial yang dibutuhkan pada objek wisata antara lain sebagai berikut.
1.      Penginapan yang memadai serta terjangkau oleh berbagai lapisan rnasyarakat dengan latar belakang sosial ekonomi yang berbeda;
2.      Fasilitas olah raga dan sarana ibadah yang layak,
3.      Fasilitas pemandu wisata, yang senantiasa siap untuk mengantar dan memberikan penjelasan kepada para wisatawan.
4.      Keamanan dan kenyamanan para wisatawan senantiasa terjaga.
5.      Terdapatnya areal penjualan cenderamata (souvenir), baik berupa barang-barang maupun makanan khas yang dapat dibeli untuk oleh-oleh wisatawan.
6.      Keramahan penduduk yang tinggal di sekitar objek wisata.
Prasarana transportasi darat terdiri atas jalur kereta api, dan jalan raya. Berdasarkan keterhubungannya jalur jalan raya dibedakan menjadi:
a.       jalan negara, yaitu jalan yang menghubungkan antar ibukota provinsi,
b.      jalan provinsi, yaitu jalan yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota;
c.       jalan kabupaten atau kota, yaitu jalan yang menghubungka ibukota kabupaten atau kota dengan ibukota kecamatan.
d.      jalan desa, yaitu jalan yang menghubugkan ibukota kecamatan dengan desa-desa di sekitarnya.
Adapun sarana transportasi darat dapat berupa kendaran roda empat, roda dua, atau kereta api. Prasarana transportasi air bisa memanfaatkan sumber daya sungai, danau, dan laut. Sungai-sungai yang biasa dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas antara lain sungai-sungai basar di Sumatra, Kalimantan, dan Papua, seperti Sungai Musi, Batanghari, Indragiri, Mahakam, Kapuas, Barito, dan Membramo. Adapun pelayaran laut terdiri atas pelayaran lokal (antar pelabuhan dalam satu wilayah), interinsuler (antar pulau), dan pelayaran samudra. Untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau, kita dapat memanfaatkan pelayaran perintis. Jenis sarana transportasi perairan yang bisa kita jumpai antara lain menggunakan kapal feery, Pelni (pelayaran nasional Indonesia), kapal penyebrangan lokal yang dikelola oleh masyarakat setempat.
aran tansportasi yang paling cepat dan nyaman adalah jalur udara, namun biaya atau ongkosnya jauh relatif mahal. Beberapa perusahaan nasional yang melayant Jalur penerbangan antara lain Garuda, Merpati, Mandala, Bouraq, dan Batavia Air.
INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA

Pendahuluan
Pemahaman akan pengertian dari makna pariwisata memiliki banyak definisi, ini salah satu pengertian pariwisata menurut para ahli.Menurut Hunziger dan krapf dari swiss dalam Grundriss Der Allgemeinen Femderverkehrslehre, menyatakan pariwisata adalah keserluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi keuntungan yang bersifat permanent maupun sementara.
Jadi dapat di katakan pada dasarnya pariwisata itu motif kegiatannya adalah untuk mengisi waktu luang, untuk bersenang-senang, bersantai, studi, kegiatan Agama, dan mungkin untuk kegiatan olahraga. Selain itu semua kegiatan tersebut dapat memberi keuntungan bagi pelakunya baik secara fisik maupun psikis baik sementara maupun dalam jangka waktu lama.

SEJARAH PARIWISATA
Pengertian tentang Pariwisata dan wisatawan timbul diperencis pada akhir abad ke 17. Tahun 1972 Maurice Menberbitkan buku petunjuk “The True Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learn the language and take exercise. Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil (Grand Tour dan Perit Tour).
Grand Tour di Inggris Mendapat arti yang berbeda yaitu dijadikan unsure pendidikan diplomasi dan politik. Pertengah abad ke-19 Jumlah orang yang berwisata masih terbatas karena butuh waktu lama dan biaya besar, keamanan kurang terjamin, dan sarananya masih sederhana, tetapi sesudah Revolusi Industri Keadaan itu berbuah, tidak hanya golongan elit saja yang bisa berpariwisata tapi kelas menengah juga. Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad Ke-20 terutama setelah perang dunia II kemajuan teknik produksi dan teknik penerbangan menimbulkan peledakan pariwisata. Perkembangan terkahir dalam pariwisata adalah munculnya perjalanan paket (Package tour).

BENTUK PARIWISATA

Di dalam pertumbuhan dan perkembangan industri pariwisata ini dapat diklasifikasikan bentuknya ke dalam beberapa kategori berikut ini:
1.      Menurut asal wisatawan
Dilihat dari asal wisatawan, apakah asal wisata itu dari dalam atau luar negeri. Jika dalam negara berarti bahwa sang wisatawan ini hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya (pariwisata domestik), sedangkan jika ia datang dari luar negeri dinamakan pariwisata Internasional.



2.      Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing itu berarti memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar negara suatu yang dikunjungi wisatawan ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara keluar negeri memberikan efek negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri negaranya ini dinamakan pariwisata aktif
3.      Menurut jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksud.
4.      Menurut jumlah wisatawan
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang datang, apakah sang wisatawan datang sendiri atau dalam suatu rombongan. Maka timbullah istilahistilah pariwisata tunggal dan rombongan.
5.      Menurut alat angkut yang dipergunakan
Dilihat dari segi penggunaan alat pengangkutan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka katagori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.

ORGANISASI INDUSTRI PARIWISATA
1.      Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Nasional )
Perubahan nama dan lingkup kegiatan lembaga:
a.       Tahun 1975 masalah pariwisata berada di bawah Departemen Perhubungan.
b.      Tahun 1984 Kepariwisataan Indonesia di bawah Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi sejak awal pelita IV dengan Kabinet Pembangunan IV.
c.       Departemen pariwisata, Pos dan Telekomunikasi berubah menjadi Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya pada masa pemerintahan BJ. Habibie.
d.      Tahun 1999 di bawah koordinasikan Departemen Pariwisata dan Kesenian.
e.       Kepariwisataan pada Kabinet Gotong Royong dipimpin oleh Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya.
2.      Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Regional )
a.       Asean Tourism Forum ( ATF )
3.      Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Internasional )
a.       United Nation – World Tourism Organization ( UN-WTO )
Tujuan dibentuknya UN-WTO adalah  untuk mempromosikan dan mengembangkan pariwisata agar memberi andil bagi pembangunan ekonomi, saling pengertian internasional, perdamaian, kesejahteraan dan saling menghormati, berdasarkan hak-hak azazi dan kemerdekaan bagi semua, tanpa membedakan ras, jender, bahasa dan / atau agama.
Keanggotaanya dibedakan menjadi 3 kategori antara lain:
1)      Anggota Penuh ( Full Members )
2)      Anggota Sekutu ( Associate members )
3)      Anggota Afiliasi ( Affiliate Members )
4.      Organisasi Pariwisata Swasta ( Nasional )
a.       Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI )
b.      Association of the Indonesia Tours & Travel Agencies ( ASITA )
c.       Indonesia Housekeeper Association ( IHKA )
d.      Himpunan Pramuwisata Indonesia ( HPI )
5.      Organisasi Pariwisata Swasta ( Internasional )
a.       Internasional Hotel & Restoran Association ( IHRA )
IHRA merupakan perubahan dari Internasional Hotel Association yang didirikan pada tahun 1947. IHRA adalah suatu organisasi swasta yang non profit dan merupakan satu-satunya organisasi internasional yang secara khusus mengabdikan diri dalam mempromosikan dan memperjuangkan kepentingan hotel dan restoran di seluruh dunia.
b.      Pasific Asia Travel Association ( PATA )
PATA secara hukum berkedudukan di Honolulu, Hawai, merupakan organisasi pariwisata swasta internasional yang didirikan terutama untuk mempromosikan kawasan Asia Pasifik sebagai tujuan wisata mancanegara.

c.       International Air Transport Association ( IATA )
Adalah asosiasi transportasi udara yang bertujuan memajukan pertumbuhan pengangkutan udara yang teratur, ekonomis dengan pelayanan rute-rute internasional yang baik. IATA dibentuk pada tahun 1945 dan berpusat di Canada.

KELEMAHAN INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA
Kelemahan industri pariwisata Indonesia terutama terletak pada ketersediaan infrastruktur, citra keamanan/kenyamanan, sistem pemasaran, dan promosi. Ketersediaan infrastruktur sangat vital untuk membangun konektivitas sektor wisata. Selama ini, masalah infrastruktur merupakan kelemahan utama negeri ini.
Yang tak kalah pentingnya adalah pembenahan citra negatif tentang Indonesia. Bangsa ini harus mampu menghapus citra tidak aman. Pemerintah tidak boleh membiarkan kesan negatif itu melekat berkepanjangan dalam benak bangsa lain.
Meski kisruh sosial dan gejolak politik tidak menggambarkan seutuhnya kondisi negeri ini, citra tersebut telah merasuki pikiran komunitas pariwisata internasional. Citra buruk itu tercermin pada peringatan perjalanan (travel warning) dari sejumlah negara. Untuk mengubah citra itu dibutuhkan langkah kolektif. 
Untuk membenahi kelemahan di bidang promosi dan pemasaran, pemerintah harus serius melakukan reformasi birokrasi. Selama ini, budaya birokrasi di negeri ini ditengarai menjadi penghambat gerak pembangunan di berbagai sektor. Bahkan, Komite Ekonomi Nasional (KEN) menyebutkan masalah birokrasi, korupsi, dan infrastruktur merupakan penghambat utama pembangunan nasional. 
Selama ini, kultur birokrasi Indonesia menjadi titik lemah pemasaran pariwisata Indonesia. Aparat birokrasi negeri ini terkesan kaku dan tidak dinamis dalam menyikapi perkembangan dunia.
Kelemahan itu bukan hanya menyangkut promosi dan pemasaran tapi juga terkait perencanaan dan implementasi di lapangan. Para pelaku usaha sering merasakan betapa rumitnya menghadapi kaum birokrat. Padahal, sektor pariwisata seringkali melibatkan banyak instansi. 
Kerumitan itu kian bertambah karena koordinasi antarinstansi di negeri ini juga sangat lemah. Bagi pelaku usaha, masalah koordinasi merupakan sesuatu yang mahal di Indonesia. Lemahnya koordinasi ini membuat promosi pariwisata tidak efektif, tidak fokus, dan sering berjalan sendiri-sendiri. Alhasil, jumlah kunjungan wisman ke negeri ini tak mampu mengalahkan Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Bila berbagai kelemahan mendasar itu bisa dibenahi, target pemerintah untuk menggaet 20 juta wisman pada di 2025 bisa menjadi kenyataan. Namun, pemerintah benarbenar harus merangkul dunia usaha, mulai dari pengusaha biro perjalanan, perhotelan, maskapai penerbangan, dan para pelaku bisnis terkait. Pemerintah harus mampu membuktikan bahwa pengelolan pariwisata di Indonesia tak kalah dibandingkan negara lain.
Tahun 2012 akan menjadi tahun pembuktian. Aparat pemerintah harus bekerja keras untuk menjawab berbagai tantangan perubahan yang ada. Kita berharap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mampu melakukan perubahan itu. Sebagam mantan menteri perdagangan, kita berharap Mari Elka mampu membenahi aspek birokrasi, melakukan terobosan pemasaran, dan riset industri pariwisata. Kementerian Pariwisata juga harus bisa membuktikan bahwa destinasi pariwisata Indonesia bisa bersaing di pasar global.

DAMPAK PARIWISATA TERHAADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Pariwisata menjadi suatu kegiatan yang cukup mendapat perhatian dari pemerintah karena dampaknya terhadap perekonomian nasional. Dengan kedatangan wisatawan ke suatu Daerah Tujuan Wisata, terutama wisatawan mancanegara, maka diharapkan akan mendatangkan devisa bagi DTW tersebut.
Seperti kita ketahui, penerimaan devisa negara dari sektor minyak bumi dan gas akhir-akhir ini terus menurun, bahkan diperkirakan tahun 2012, karena keterbatasan teknologi, komoditi migas secara ekonomis dianggap tidak akan efisien lagi sebagai penghasil devisa negara. Di sisi lain, ketahanan daya saing ekspor non-migas juga tidak dapat diandalkan karena cara berproduksi masih didominasi oleh teknologi rendah, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing di pasar global. Investor asing tidak berminat menanamkan modalnya di Indonesia, selain karena keamanan yang labil, terlalu banyak pungli (pungutan liar) untuk memulai suatu bisnis di Indonesia. Kenaikan upah buruh yang terus meningkat mengakibatkan harga produk tidak kuat bersaing di pasar internasional.
Berdasarkan hal di atas, maka pemerintah harus mencari alternatif sektor ekonomi yang dianggap pas untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu sektor ekonomi yang dianggap cukup perspektif adalah sektor pariwisata. sektor ini diyakini tidak hanya sekadar mampu menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa untuk pembangunan, tetapi juga mampu mengentaskan kemiskinan. Dilihat dari kacamata ekonomi makro, jelas pariwisata memberikan dampak positif, antara lain :
1.      Dapat menciptakan kesempatan berusaha. Dengan datangnya wisatawan, perlu pelayanan untuk menyediakan kebutuhan (need), keinginan (want), dan harapan (expectation) wisatawan.
2.      Dapat meningkatkan kesempatan kerja. Dengan dibangunnya hotel atau restoran, akan diperlukan tenaga kerja/ karyawan yang cukup banyak.
3.      Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus memercepat pemerataan pendapatan masyarakat. Sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar.
4.      Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah. Setiap wisatawan berbelanja selalu dikenakan pajak sebesar 10% sesuai Peraturan pemerintah yang berlaku.
5.      Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB).
6.      Dapat mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan sektor ekonomi lainnya.
7.      Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila Neraca Pariwisata mengalami surplus, dengan sendirinya akan memperkuat neraca pembayara

Industri Pariwisata

Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lainnya sebagai kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and service) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya. (Yoeti, 1985, p.9).
Pengertian tentang industri pariwisata yang lainnya adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian. (Kusudianto, 1996, p.11)

Kepariwisataan dan Pariwisata
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Yoeti, 1997, p.194). Wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Sedangkan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. “Tourism is an integrated system and can be viewed in terms of demand and supply. The demand is made up of domestic and international tourist market. The supply is comprised of transportations, tourist attractions and activities, tourist facilities, services and related infrastructure, and information and promotion. Visitors are defined as tourist and the remainder as same-day visitors”.
Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta informasi dan promosi.

Pengertian Pariwisata
Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu : (dikutip dari Ekonomi Pariwisata, hal 21)
1.      Harus bersifat sementara
2.      Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena dipaksa.
3.      Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.

Dalam kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya. Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah. (Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, hal. 3)

Pengembangan Pariwisata
Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati pengunjung, yaitu :
1.      Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.
2.      Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.
3.      Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti, 1985, p.164).
Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedua hal tersebut hendaknya saling terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional.
Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata. Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata (1985, p.181), mengatakan : “Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”.
Prasarana tersebut antara lain :
1.      Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.
2.      Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
3.      Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos
4.      Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
5.      Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek wisata.
6.      Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
7.      Pom bensin
8.      Dan lain-lain. (Yoeti, 1984, p.183)

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada kedatangan wisatawan (Yoeti, 1984, p.184)
Sarana kepariwisataan tersebut adalah :
a.       Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow.
b.      Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api dan bus-bus
yang melayani khusus pariwisata saja.
c.       Rumah makan, restaurant, depot atau warung-warung yang berada di sekitar obyek wisata dan memang mencari mata pencaharian berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut.
d.      Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut yang notabene mendapat penghasilan hanya dari penjualan barang-barang cinderamata khas obyek tersebut.
e.       Dan lain-lain. (Yoeti, 1985, p.185-186)
Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut maupun pemerintah daerah.

Travel Blitar


Kami adalah salah satu Travel yang berada di Blitar.
melayani jasa paket wisata atau sewa kendaraan wisata
armada yang kami sewakan diantaranya
1. Kendaraan Pribadi
   (Xenia dan Avanza)
2. Armada Wisata
    (Elf, Medium Bus, Big Bus)
jenis kendaraan diatas bisa disewa dengan cara yang mudah. tanpa harus repot mencari sopir ataupun apakah sudah termasuk BBM. Di layanan Kami Sopir dan BBM sudah termasuk didalam harga sewa.
untuh harganya kami hitung dengan perhitungan
1. Kendaraan Pribadi, sewa secara harian
2. Elf, Sewa secara Harian
3. Medium Bus, Sewa menurut Tujuan dan Harian
4. Big Bus, Sewa Menurut Tujuan dan Harian
Pemesanan/ Reservasi Armada kami caranya mudah, langkahnya
1. Pemesanan
2. Pembayaran Pemesanan
3. Kendaraan datang
4. Pembayaran Pelunasan
Untuk reservasi/pemesanan bisa melalu apikasi WA. Ke bagian reservasi kami
yaitu :

Reservasi Armada:
Diyan Mahesa Lubis
WA : 082299200367



Identitas Perusahaan Dheeva Wisata


IDENTITAS
1. Nama Kegiatan Usaha : CV. Dheeva Group
2. Nama Perusahaan        : Dheeva Wisata
3. Nama Pemilik               : Dyan Mahessa Lubis
4. Alamat Kantor              : Jl. Puntodewo No.15, 
                                           Kec. Kademangan, Blitar
5. Telepone                      : 082299200367
6. Email                   : dheeva.wisata.blitar@gmail.com
7. Bidang Usaha      : Biro Perjalanan Wisata ( Tour Organizer )
8. Notaris                : Yulaika Ningsih,SH., M.Kn
9. Nomor SIUP        : 503/00182/409.117/DPMPTSP-PM/VII/2017
10. Nomor NPWP    : 72.720.969.4-653.000
11. Nomor TDP        : 13.31.3.79.01520
12. Rekening Bank   : BCA 0901273226 

COMPANY PROFIL 
Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengadaan jasa, yaitu Biro Perjalanan Wisata ( Tour Organizer ). Biro Perjalanan Wisata ini menyediakan berbagai bentuk Perjalanan Wisata baik itu perseorangan maupun rombongan, Keluarga maupun Instasi/Perusahaan, Khusus maupun Reguler.

Bentuk Perusahaan 
Dheeva Wisata berdiri sejak 18 Januari 2009 dan legalitas berbentuk Perseorangan Komanditer dengan nama perusahaan CV. DHEEVA GROUP dengan berbadan hukum berupa Akta Notaris Yulaika Ningsih,SH., M.Kn yang di buat di 
Blitar, 27 Maret 2015
Dengan Motto :
”Your Holiday Partner”

Legalitas Usaha
Akta Nottaris

Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Foto Copy Rekomendasi Dinas Pariwisata
tentang Biro Perjalanan Pariwisata